Made Nuryadi

Belajar dan Berbagi Seputar Dunia Pendidikan

KONTROVERSI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEBAGAI ILMU ATAU BUKAN ILMU

Kajian Filsafat Pendidikan Matematika

by Made Nuryadi

Kontroversi Pendidikan MatemtikaMasih menjadi kontroversi dikalangan banyak orang mengenai keberadaan  pendidikan matematika sebagai suatu ilmu atau bukan. Masih banyak masyarakat memandang bahwa antara pendidikan dan matematika itu sendiri sebagai sesuatu yang terpisah, dan keberadaannya diyakini sebagai suatu ilmu, yang telah di kaji baik secara teoritis dan dibuktikan secara rasional dan empiris serta memenuhi syarat-syarat sebuah ilmu. Banyak literatur menjelaskan bahwa Pendidikan adalah sebuah ilmu dan matematika juga adalah sebuah ilmu, namun masih sedikit dan bahkan jarang ditemukan kajian bahwa pendidikan matematika itu sebagai suatu ilmu.

Untuk menunjukkan bahwa Pendidikan matematika itu merupakan suatu ilmu atau bukan, bukanlah sesuatu yang mudah dan harus dikaji berdasarkan cirri-ciri dan karakteristik ilmu itu sendiri. Banyak kalangan mengangap bahwa pendidikan matematika adalah ilmu, karena pendidikan itu sendiri adalah ilmu, begitu juga matematikanya. Namun apakah pendapat ini bisa di terima? Mungkin kita perlu mengkaji kembali keberadaan ilmu dan kemudian mengkaitkannya dengan pendidikan matematika.

Pada tulisan  ini, penulis mencoba mengkaji tentang keberadaan pendidikan matematika sebagai suatu ilmu atau bukan dengan terlebih dahulu mengkaji ciri-ciri dan karakteristik sebuah ilmu dan pendidikan matematika itu sendiri sebagai landasan untuk mengambil suatu kesimpulan.

 A.   Pengertian Pengetahuan dan Ilmu

Masih banyak masyarakat kita menganggap bahwa pengetahuan dan ilmu adalah dua hal yang sama dan tidak bisa dibedakan, namun anggapan ini kadangkala tidak beralasan dan tanpa kajian serta tanpa bukti-bukti literatur yang bisa di percaya. Pengetahuan dan ilmu merupakan dua hal yang berbeda, namun sangat berkaitan. Berdasarkan defenisi “Pengetahuan adalah kumpulan segala sesuatu (fakta dan informasi) yang diketahui oleh manusia” sedangkan “Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis, dengan menggunakan metode-metode tertentu”. Berdasarkan defenisi ini jelaslah bahwa pengetahuan dan ilmu adalah sesuatu yang berbeda, namun sangat berkaitan erat karena pengetahuan menjadi sebuah ilmu apabila telah memenuhi seperangkat persyaratan (objek, metode ilmiah, sistematika, fungsi) dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan  secara ilmiah (secara rasional dan empiris).

Ilmu mempunyai ciri-ciri, menurut  Randall dan Buchker (1942) mengemukakan beberapa ciri umum ilmu diantaranya :

  1. Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
  2. Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena yang menyelidiki adalah manusia.
  3. Ilmu bersifat obyektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode ilmu tidak tergantung kepada yang menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman.

Sedangkan Menurut Ernest van den Haag (Harsojo, 1977), mengemukakan ciri-ciri  ilmu, yaitu :

  1. Bersifat rasional, karena hasil dari proses berpikir dengan menggunakan akal (rasio).
  2.  Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh panca indera.
  3.  Bersifat umum, hasil ilmu dapat dipergunakan oleh manusia tanpa terkecuali.
  4. Bersifat akumulatif, hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian selanjutnya.

Ilmu memiliki karakteristik,  pengetahuan dapat menjadi suatu ilmu apabila memenuhi beberapa karakteristik berikut:

Memiliki objek atau lapangan pembahasan

Objek ilmu adalah segala sesuatu yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia (dapat diobservasi).

Memiliki metode ilmiah

Metode ilmiah adalah:

  • Prosedur yang mencakup berbagai pikiran, pola kerja, tata langkah, dan hal-hal teknis untuk memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah ada.
  •  Prosedur yang dipergunakan oleh para ilmuwan dalam pencarian secara sistematis pengetahuan ilmiah baru dan peninjauan kembali pengetahuan ilmiah yang telah ada.

Tersusun secara sistematis

Ilmu yang di dalamnya terdapat teori, hukum, asumsi, prinsip, dst. Merupakan pengetahuan yang tersusun secara runtut sehingga mudah untuk dipahami.

Memiliki fungsi :

  •  Deskriptif : fungsi menggambarkan objek yang dibahas secara jelas, rinci, dan lengkap.
  • Prediktif : fungsi memperkirakan apa yang akan/dapat terjadi dengan objek yang dibahas.
  • Pengendalian: fungsi mengarahkan pada hal-hal yang diharapkan dan menghindar dari hal-hal yang tidak diharapkan.

 B.   Metode Ilmiah

Banyak cara memperoleh suatu ilmu seperti lewat mimpi/wahyu/ilham, pengalaman, kekuasaan, trial and error, intuisi, hipotesis, induksi, deduksi, metode ilmiah dan lain-lain, namun hanya satu yang valid yaitu dengan metode ilmiah karena cara ini merupakan salah satu cara yang dapat diterima secara rasional dan dapat ditunjukkan serta di perkuat dengan bukti-bukti empiris.

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa metode ilmiah adalah perpaduan antara  proses berpikir deduktif dan induktif. Berapa unsur penting dalam melakukan metode ilmiah:

  1. Memahami suatu peristiwa sebagai suatu masalah.
  2. Merumuskan atau membatasi masalah dengan kajian ilmiah atau teoritik yang jelas
  3. Merumuskan hipotesis
  4. Mengumpulkan fakta empiris
  5. Menguji hipotesis
  6. Menarik kesimpulan

 C.   Pendidikan, Matematika dan Pendidikan Matematika

Pendidikan secara umum dapat diartikan  sebagai suatu ilmu yg mempelajari serta memproses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan sebagai salah satu bagian penting yang menentukan peradaban manusia tentunya menjadi objek utama pengkajian setiap orang sesuai tuntutan perkembangan peradapan tersebut.

Selama ini masih banyak juga orang beranggapan bahwa matematika tidaklah lebih dari sekedar ilmu berhitung, bermain dengan rumus-rumus dan angka-angka, sehingga seringkali menjadi momok dan hal yang tidak penting untuk dipelajari.

Banyak kajian dan pendapat tentang matematika, sehingga matematika sulit didefenisikan secara akurat. Ada yang beranggapan bahwa matematika adalah pelayan dan raja dari ilmu-ilmu lain, karena matematika adalah ilmu dasar yang mendasari dan melayani ilmu pengetahuan lain. Ada juga yang beranggapan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari struktur dan pola. Ada juga mengatakan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari bangun-bangun abstrak

. Namun secara umum matematika berasal dari bahasa yunani yaitu μαθηματικάmathēmatiká yang berarti “sains, ilmu pengetahuan atau suka belajar”.

Berdasarkan prosesnya matematika dibagi menjadi 2 bentuk yaitu:

  1. Matematika horizontal adalah proses mengubah masalah-masalah kontekstual menjadi model-model matematika atau sering disebut matematika informal.
  2. Matematika vertikal adalah proses mengubah model-model matematika menjadi temuan-temuan matematika yang ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari

Dari proses tersebut  jenis-jenis  matematika dapat gambarkan secara ringkas di dalam table berikut:

Jenis-jenis

Matematika horizontal

Matematika vertikal

Mekanistik

Tdk ada

Tidak ada

Empiristik

Ada

Tidak ada

Strukturalistik

Tidak ada

Ada

Realistik

Ada

Ada

  1. Matematika mekanistik : pembelajaran matematika dengan metode menghafal namun tidak bermakna, karena tidak ada proses pengubahan masalah kontekstual kedalam bentuk matematika sehingga matematika tidak bermakna dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Matematika empiristik : pembelajaran matematika yang mengubah hal konstektual menjadi model-model matematika namun tidak ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
  3. Matematika struktural : pembelajaran matematika modern ada penambahan mata pelajaran dan perbaikan metode pengajaran namun cenderung aksiomatik deduktif atau banyak defenisi, dan dalil.
  4. Matematika realistik :  pembelajaran matematika yang mengungkap fakta-fakta yang kontekstual, yang diterjemahkan kedalam bentuk model atau simbol sehingga menjadi temuan-temuan matematika yang ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini ada proses matematisasi baik secara Horizontal maupun secara vertical.

Pendidikan matematika merupakan proses penterjemahan fakta/masalah-masalah kontekstual  menjadi sesuatu yang lebih bermakna dan mudah dipahami untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang diaktulisasikan dalam proses pembelajaran.  Tentunya proses pemecahan masalah dengan matematika tersebut didasari oleh bukti-bukti empiris dan dapat diterima secara rasional. Proses matematisasi  (matematika horizontal dan matematika vertical) tentunya menjadi dasar dan standar untuk menjadikan matematika itu sebagai ilmu yang bermakna di dunia pendidikan.

Dengan demikian dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan matematika adalah  suatu ilmu, karena memenuhi karakteristik dan sifat-sifat ilmu itu sendiri.

Tinggalkan komentar